Minggu, 12 Juli 2015

panduan debat bab 4

PERIHAL ISI DEBAT

1.   Topik (Motion)
Topik adalah sebuah pernyataan usulan yang akan diperdebatkan. Tim Afirmatif akan memberikan argumentasi untuk mempertahankan usulan/topik tersebut. Tim Negatif harus memberikan argumentasi untuk menolak usulan tersebut.
Beberapa contoh topik debat:
·         Bahwa Indonesia harus mengubah UUD 1945
·         Bahwa Nilai Ebtanas murni masih diperlukan
·         Bahwa budaya Barat merupakan ancaman bagi masyarakat
·         Bahwa pabrik rokok harus ditutup
2.   Definisi
Tim Afirmatif harus mendefinisikan topik yang diajukan dengan:
a. Memberikan gambaran yang jelas dan lugas mengenai topik yang dibicarakan
b. Membatasi lingkup pembicaraan dengan menetapkan batas yang jelas
Hal ini untuk mencegah perdebatan yang tidak jelas karena adanya perbedaan persepsi pada kedua belah pihak mengenai topik yang dibicarakan.

Beberapa contoh penyusunan definisi:
Topik : Bahwa sesuatu yang pernah naik harus pula turun.
·         Tim Afirmatif memiliki berbagai kemungkinan mendefinisikan topik tersebut, karena topik yang diajukan tersebut bersifat abstrak.
·         Tim Afirmatif bisa saja mendefinisikan ‘sesuatu’ sebagai presiden Republik Indonesia.
·         Dengan demikian topik itu mengandung inti bahwa siapa saja yang ‘naik’ (menerima kekuasaan) sebagai presiden RI suatu waktu harus ‘turun’ (menyerahkan kembali kekuasaannya).
·         Oleh karena itu definisi yang diajukan adalah: ‘Bahwa jabatan kepresidenan RI harus dibatasi sebanyak 2 periode’.
·         Tim Afirmatif kemudian harus mengajukan argumentasi mengenai kerusakan yang terjadi bila masa kepresidenan tidak dibatasi serta memberikan bukti-bukti pendukung, misalnya: kontrol pada semua bidang selama pemerintahan rezim yang lalu, dll.

Contoh di atas menunjukkan bahwa pada umumnya permasalahan yang diperdebatkan tidak diketahui hingga Tim Afirmatif menyajikan definisinya.

Panduan dalam menyusun definisi:
a. Harus dapat diperdebatkan (misalnya: memiliki dua sisi yang bertentangan)
b. Tidak boleh menyimpang dari topik yang diajukan
Definisi yang harus ditentang oleh Tim Negatif:

a. Definisi truistik
Terjadi bila tim mendefinisikan sebuah topik secara harfiah dan hakiki sehingga tidak dapat diperdebatkan.
Contoh:
·      Topik yang diajukan: ‘Bahwa kita harus makan, minum, dan bergembira’.
Definisi yang truistik adalah: ‘Bahwa kita harus makan supaya tidak mati kelaparan. Kita harus minum supaya tidak mati kehausan. Dan kita harus bergembira bahwa kita masih hidup.
Fakta bahwa manusia akan mati bila tidak makan dan minum, misalnya tidak dapat diperdebatkan karena betul secara hakiki.

b. Definisi tautologis atau berputar
Terjadi bila definisi disusun sedemikian rupa sehingga tidak mungkin secara logis dapat dinegasikan.
Contoh:
Topik yang diajukan: ‘Bahwa teknologi mengakibatkan rusaknya etika kerja’.
Teknologi’ didefinisikan sebagai: ‘segala kemajuan ilmu pengetahuan yang membuat hidup menjadi lebih mudah dan nyaman sehingga merusak etika kerja’.
Karenanya definisi keseluruhan (tauologisnya) akan berbunyi : ‘Bahwa segala kemajuan ilmu pengetahuan yang membuat hidup menjadi lebih mudah dan nyaman sehingga merusak etika kerja mengakibatkan rusaknya etika kerja’. C. Squirelling
Terjadi bila definisi tidak sesuai dengan topik atau tidak memiliki kaitan yang logis dengan topik.
Contoh:
Topik: ‘Bahwa KUD  membuka kerja sama dengan Bulog’
Tim Afirmatif melakukan squirelling bila mendefinisikan ‘KUD’ sebagai ‘Khusus Untuk Dikau’ dan ‘Bulog’ sebagai ‘Bukan Ulah Gay’. Karena jelas-jelas bahwa topik yang diajukan adalah hubungan antara Koperasi Unit Desa dan Badan Urusan Logistik.

3. Pembatasan Ruang dan Waktu
Pokok permasalahan yang diperdebatkan tidak dapat dibatasi pada periode, waktu dan tempat tertentu.
Contoh: Membatasi pembahasan suatu pokok permasalahan pada perkembangan ekonomi Indonesia selama era Orde Lama.

4. Catatan mengenai tantangan terhadap suatu definisi
a.    Menantang definisi yang diberikan Tim Afirmatif hanya dapat dilakukan bila Anda merasa pasti bahwa definisi tersebut tidak fair.
b.    Lebih baik Tim Negatif meninggalkan kasus yang sudah dipersiapkan dan menghadapi Tim Afirmatif berdasarkan definisi yang mereka buat daripada menantang definisi mereka tanpa dasar dan alasan yang kuat.

5. Benang Merah Argumentasi
Sebuah tim harus memiliki benang merah argumentasi yang merupakan alur pikir logis mengenai topik yang  diperdebatkan. Benang merah argumentasi menunjukkan mengapa usulan/pandangan tim tersebut benar dan logis. Benang merah argumentasi adalah pikiran utama yang mengaitkan pembicara pertama, kedua, dan ketiga sehingga terdapat konsistensi.

6. Argumentasi
Argumentasi adalah proses menjelaskan mengapa sudut pandang tim tersebut harus diterima. Argumentasi BUKAN opini, karenanya harus didukung oleh bukti-bukti (contoh, fakta, statistik, kutipan pakar, pandangan masyarakat, dll) yang relevan.

Argumentasi yang baik:
a.    Relevan
b.    Tersusun dengan baik
c.    Konsisten dan logis secara internal (argumen seorang pembicara tidak boleh kontradiktif dengan argumen pembicara lainnya)
d.    Jelas, karena sebuah tim pada dasarnya sedang berusaha untuk meyakinkan orang lain bahwa argumentasinya benar.
e.  Menggunakan bukti-bukti secara efektif.

Berikut ini panduan untuk menyusun argumentasi yang baik:
a.    Sedapat mungkin berikan konfirmasi mengenai fakta yang disampaikan
b.    Bahas permasalahan dari semua sudut pandang/perspektif
c.    Argumentasi dari penguasa bobotnya tidak besar karena penguasa sering membuat kesalahan.
d.    Persiapkan lebih dari satu kasus. Dalam menyusun definisi, pikirkan berbagai cara pendefinisian. Kemudian bangun argumentasi yang dapat digunakan untuk menyanggah kasus tersebut satu persatu.
e.    Jangan terpaku pada suatu kasus karena itu adalah hasil pemikiran Anda pribadi.
f.     Kuantifikasi. Argumentasi menjadi lebih kuat bila dilengkapi dengan data kuantitatif.

7. Sanggahan
Menyanggah adalah proses untuk membuktikan bahwa bobot argumentasi tim lawan lebih rendah daripada yang mereka katakan. Termasuk di dalamnya:
a.    Menunjukkan bahwa argumen lawan didasarkan pada fakta yang salah, atau interpretasi yang salah mengenai suatu fakta.
b.    Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak relevan dengan upaya pembuktian topik.
c.    Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak logis.
d.    Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar namun implikasinya tidak dapat diterima.
e.    Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar namun bobotnya tidak terlalu besar.

Seperti argumen sanggahan  juga BUKAN opini  semata. Seperti keharusan tim harus menjelaskan mengapa dan bagaimana keabsahan argumennya, mereka juga harus menunjukkan bagaimana dan mengapa argumen lawan dipandang tidak sah.
Berikut ini beberapa panduan menyusun sanggahan:
a.    Sebuah argumen lawan dapat saja salah karena fakta dan logikanya. Carilah penjelasannya, bagaimana itu terjadi dan mengapa terjadi.
b.    Sebuah argumen dapat pula kontradiktif dengan argumen pembicara lain dari tim tersebut, atau merupakan pengulangan dari pembicara lain. Maka tunjukkan hal tersebut. Kemampuan Anda dalam mencermati pembicaraan tim lawan, dan kemampuan Anda untuk mendengarkan sangat berperan.
c.    Sebuah argumen bisa saja benar tetapi tidak relevan. Cermatilah pembicaraan tim lawan. Sekiranya hal itu tidak ada relevansinya menurut pandangan Anda. Tunjukan apanya yang tidak relevan dengan apa dan mengapa, serta bagaimana bisa tidak relevan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar